Menu

Mode Gelap

Editor's Pick · 8 May 2024 WIB ·

Setelah Ferienjob Jerman, Kini Magang Hungaria yang Dilaporkan Bareskrim


 Ilustrasi Mahasiswa | Foto oleh Thư Tiêu Perbesar

Ilustrasi Mahasiswa | Foto oleh Thư Tiêu

YOURJOBPEDIA.COM – Dalam gelombang kontroversi baru-baru ini seputar program magang di luar negeri, mahasiswa dari sebuah institut politeknik telah mengadukan keluhannya melalui hotline Bareskrim Polri terkait program magang di Hungaria yang diadakan oleh Markija Berdaya.

Keluhan-keluhan ini membuka tabir tentang dugaan ketidaksesuaian dalam program magang yang diselenggarakan oleh Markija Berdaya.

Pemeriksaan cermat atas klaim-klaim tersebut mengungkap narasi yang kompleks yang membutuhkan penelitian mendalam.

Keluhan-keluhan yang dirinci oleh mahasiswa anonim tersebut menggambarkan gambaran yang mengkhawatirkan tentang pengalaman mereka di Hungaria. Di antara poin-poin penting yang diajukan adalah:

  1. Kurang Responsif: Beberapa perwakilan dari berbagai universitas dilaporkan mencari klarifikasi tentang program langsung dari kantor Markija, namun hanya mendapat tanggapan yang kurang memuaskan.
  2. Pemalsuan Identitas: Mahasiswa mengklaim adanya ketidaksesuaian antara posisi yang mereka lamar dan peran yang akhirnya mereka terima, dengan beberapa kasus di mana mereka ditempatkan pada peran yang tidak sesuai saat menandatangani kontrak.
  3. Penanganan Pihak Ketiga: Keterlibatan Markija Berdaya sebagai perantara pihak ketiga menimbulkan kekhawatiran di antara mahasiswa, terutama mengenai pengaturan pekerjaan dan pembayaran gaji, yang diklaim dialirkan melalui agensi lain.
  4. Deviasi dari Norma Magang: Durasi magang selama dua tahun jauh melampaui durasi standar enam bulan yang ditetapkan oleh regulasi UE untuk magang. Selain itu, sifat pekerjaan yang dilakukan oleh mahasiswa secara signifikan berbeda dengan tujuan pembentukan keterampilan yang diatur dalam hukum magang.
  5. Dominasi Alumni: Sebagian besar peserta dalam program dilaporkan terdiri dari alumni daripada mahasiswa aktif, yang menimbulkan pertanyaan tentang siapa yang seharusnya menjadi penerima manfaat utama dari program tersebut.
  6. Kondisi Kerja yang Buruk: Mahasiswa menggambarkan kondisi kerja yang keras, termasuk shift panjang dengan istirahat minimal, berdiri untuk jangka waktu yang lama tanpa opsi untuk duduk, dan pemutusan hubungan kerja yang tiba-tiba tanpa penjelasan yang valid.
  7. Akuntabilitas yang Tidak Jelas: Kasus-kasus pemutusan hubungan kerja prematur tanpa alasan yang memadai membuat mahasiswa terdampar, dengan Markija diklaim tidak bertanggung jawab, meskipun investasi finansial dan logistik yang telah mereka lakukan.
  8. Masalah Pajak: Struktur perpajakan yang kompleks, melibatkan potongan-potongan sebelum menerima gaji, memperberat beban finansial bagi mahasiswa, yang lebih memperburuk keluhan mereka.

Pembelaan Markija

Menanggapi tuduhan-tuduhan tersebut, Komisaris Markija Berdaya, Heru Dewanto, membantah klaim-klaim tersebut, menegaskan bahwa masalah-masalah yang diungkapkan telah ditangani dengan cepat.

Dia menjelaskan bahwa penggantian telah dicari untuk mahasiswa yang tidak puas dan beberapa kepergian diatributkan kepada ketidaksabaran mahasiswa dalam mencari peluang alternatif.

Poin-Poin Penting dari Pernyataan Markija:

  • Misi Sosial-Entrepreneurial: Markija menekankan komitmennya untuk meningkatkan pengalaman mahasiswa tanpa memberikan beban keuangan, menawarkan dukungan komprehensif termasuk gaji standar Eropa, visa, akomodasi, transportasi, dan asuransi kesehatan.
  • Struktur Program: Program magang dibangun mirip dengan beasiswa vokasi, memberikan mahasiswa pengalaman kerja berharga sambil mendapatkan kredit yang setara dengan mata kuliah akademik.
  • Transparansi dan Komunikasi: Kontrak dibuat dengan seksama dalam beberapa bahasa untuk memastikan transparansi mengenai lingkup pekerjaan, manfaat, dan tanggung jawab, memfasilitasi komunikasi yang jelas antara semua pihak yang terlibat.
  • Kerjasama yang Erat: Markija menyoroti upayanya dalam kerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk industri, lembaga pendidikan, dan lembaga pemerintah, untuk memastikan integritas dan efektivitas program.
  • Proses Rekrutmen yang Ketat: Proses rekrutmen melalui evaluasi yang ketat untuk memastikan pemilihan kandidat sesuai dengan standar industri.
  • Dukungan di Tempat: Keberadaan fisik Markija di negara tujuan, difasilitasi oleh kantor lokal dengan personel multibahasa, bertujuan untuk memberikan bantuan komprehensif kepada peserta magang sepanjang masa magang mereka.
  • Durasi Terstruktur: Durasi program, selama satu hingga dua tahun, dirancang secara cermat untuk sesuai dengan kerangka akademis dan memberikan peserta kesempatan belajar yang substansial.

Dalam konteks pembahasan tentang program magang di luar negeri yang semakin meningkat, menjadi penting bagi para pemangku kepentingan untuk memprioritaskan transparansi, akuntabilitas, dan kesejahteraan mahasiswa.

Sementara pembelaan dari Markija memberikan wawasan tentang kerangka operasionalnya, keprihatinan yang diungkapkan oleh mahasiswa menunjukkan perlunya pengawasan yang lebih ketat dan langkah-langkah proaktif untuk melindungi kepentingan para peserta. Kedepannya, membentuk lingkungan dialog terbuka dan pengawasan kolaboratif menjadi sangat penting.

Sumber : Tempo

Artikel ini telah dibaca 84 kali

Baca Lainnya

Waspada! Marak Penipuan Lowongan Kerja, Ini Tips Ampuh Agar Tak Tertipu

15 October 2024 - 12:19 WIB

Cara Mencari Lowongan Kerja Resmi di Kementerian Ketenagakerjaan

15 October 2024 - 09:14 WIB

Perbandingan Upah Minimum di ASEAN – Indonesia Tertinggal, Malaysia dan Thailand Lebih Unggul?

14 October 2024 - 15:35 WIB

Tagar #Desperate Viral di LinkedIn, Simbol Frustasi Pencari Kerja

11 October 2024 - 14:06 WIB

Mau ke Australia? Kenali Jenis – Jenis Visanya

10 October 2024 - 13:38 WIB

Sumbang 230 Triliun, Pekerja Migran Disiapkan Aturan Baru oleh Bea Cukai

9 October 2024 - 08:54 WIB

Trending di Berita