Menu

Mode Gelap

Berita · 26 Nov 2024 WIB ·

Italia Butuh 425.000 Pekerja, Jerman Keluarkan 200 ribu Visa Kerja. Mau Join?


 Italia Butuh 425.000 Pekerja, Jerman Keluarkan 200 ribu Visa Kerja. Mau Join? Perbesar

Jakarta – Uni Eropa kini menghadapi dilema besar antara kekurangan tenaga kerja yang semakin parah dengan tekanan politik anti-imigrasi dari kelompok sayap kanan.

Meskipun secara terbuka banyak negara Eropa membatasi arus migrasi, kebutuhan ekonomi memaksa sejumlah pemerintahan mengadopsi kebijakan baru untuk menarik pekerja asing.

Berdasarkan data Uni Eropa, terdapat 42 profesi yang mengalami kekurangan tenaga kerja. Hampir dua pertiga usaha kecil dan menengah (UKM) di Eropa kesulitan mendapatkan tenaga kerja yang sesuai kebutuhan.

Kondisi ini diperparah dengan aging population, sehingga mengancam stabilitas ekonomi di berbagai sektor.

 

Italia Rekrut Perawat India

Italia menjadi salah satu negara yang secara terbuka bersikap anti-imigrasi, namun kini mulai merekrut pekerja asing secara besar-besaran.

Perdana Menteri Giorgia Meloni, yang berasal dari kubu sayap kanan, mengumumkan rencana mendatangkan 452.000 pekerja asing hingga 2025. Angka ini masih jauh dari kebutuhan tahunan sebesar 280.000 pekerja.

Sektor kesehatan Italia menghadapi kekurangan tenaga kerja kritis. Untuk mengatasinya, pemerintah berencana merekrut 10.000 perawat dari India.

Menteri Kesehatan Italia, Orazio Schillaci, menyebut India sebagai negara dengan surplus tenaga perawat berkualitas tinggi. Para perawat ini akan ditempatkan di wilayah yang membutuhkan setelah melalui pelatihan bahasa Italia.

“India memiliki 3,3 juta perawat, dan kami melihat ini sebagai peluang besar untuk mengatasi krisis tenaga kesehatan di Italia,” ujar Schillaci.

 

Belanda Butuh Skill Worker

Berbeda dengan Italia, Belanda memfokuskan migrasi pada pekerja terampil di sektor teknologi tinggi. Perusahaan seperti ASML, raksasa semikonduktor global, secara tegas mendukung kebijakan migrasi untuk menjaga daya saing. Saat ini, 40% tenaga kerja ASML berasal dari luar negeri.

Namun, pemerintah Belanda menghadapi tekanan dari kelompok politik anti-imigrasi, sehingga mengambil langkah kompromi seperti mengurangi insentif pajak untuk pekerja asing. Meski demikian, insentif ini masih menjadi daya tarik utama bagi migran terampil.

“Tanpa mendatangkan talenta global, kami tidak akan mampu mempertahankan kesuksesan,” ujar Christophe Fouquet, CEO ASML.

 

Jerman Perkenalkan Skema Visa Baru “Chancenkarte”

Jerman mengambil langkah maju dengan memperkenalkan “Kartu Peluang”, sebuah skema visa yang memungkinkan pekerja dari luar Uni Eropa untuk mencari pekerjaan di negara tersebut.

Tahun ini, Jerman berencana mengeluarkan 200.000 visa tenaga kerja terampil, meningkat 10% dibandingkan tahun lalu.

Kanselir Olaf Scholz menyatakan Jerman membutuhkan 400.000 pekerja baru setiap tahun, terutama di bidang teknik, teknologi informasi, dan kesehatan.

Namun, retorika anti-imigrasi dari kelompok sayap kanan memaksa pemerintah untuk memperketat pengawasan perbatasan.

“Meski kami perlu membatasi migrasi tidak teratur, kebutuhan tenaga kerja terampil tetap menjadi prioritas,” ujar Scholz.

Baca juga : Kerja di Jerman Makin Mudah dengan Chancenkarte. Ini Caranya! Selengkapnya > https://blog.yourjobpedia.com/kerja-di-jerman-makin-mudah-dengan-chancenkarte/

 

Kebutuhan tenaga kerja yang mendesak memaksa negara-negara Eropa mengambil kebijakan pragmatis, meskipun bertentangan dengan narasi politik yang digaungkan oleh kelompok sayap kanan.

Kebijakan publik yang anti-imigran sering kali diimbangi dengan kebijakan diam-diam untuk mendatangkan pekerja asing.

Maurizio Ambrosini, profesor migrasi dari Universitas Milan, menyebut kebijakan ini sebagai pendekatan “dua muka.”

“Di satu sisi, pemerintah menyerukan pembatasan imigrasi, tetapi di sisi lain mereka membuat kebijakan yang mempermudah pekerja asing masuk,” ujarnya.

Dengan krisis tenaga kerja yang terus memburuk, pertanyaannya kini adalah sejauh mana Uni Eropa mampu menyeimbangkan kebutuhan ekonomi dengan tuntutan politik dalam negeri.***

Sumber : Detik

Artikel ini telah dibaca 348 kali

Baca Lainnya

Mau Menonjol di Tengah Persaingan? Gunakan 14 Tips Menulis CV Ini

12 December 2024 - 11:18 WIB

Contoh Format CV dalam Bahasa Inggris

12 December 2024 - 11:06 WIB

Fenomena “Beli Job”, Apakah Etis?

12 December 2024 - 09:14 WIB

‘Sarjana Pengangguran’ Meningkat 2 Kali Lipat dalam 10 Tahun Terakhir

11 December 2024 - 13:33 WIB

Hot News!! Gaji di Polandia Naik per 1 Januari 2025

10 December 2024 - 15:36 WIB

Ke KHUSUSan untuk Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI), Perlu Kah?

9 December 2024 - 11:48 WIB

Trending di Blog