Banyak orang bermimpi kerja di luar negeri. Tapi sayangnya, gak sedikit yang menjalani prosesnya tanpa arah yang jelas. Mereka asal kirim CV, asal daftar lowongan, ikut-ikutan tren, lalu heran kenapa capek sendiri di tengah jalan.
Masalahnya bukan karena mereka gak punya potensi. Tapi karena mereka gak tahu tujuan. Dan dalam dunia karier, apalagi kalau kamu ingin kerja di luar negeri, tujuan itu krusial.
Tujuan karier atau career goal bukan sekadar keinginan abstrak seperti “mau sukses” atau “ingin gaji besar”. Itu harus spesifik, bisa diukur, relevan dengan kepribadian dan skill kamu, serta punya batas waktu yang jelas.
Kenapa Menentukan Goal Karier Itu Penting?
Bayangkan kamu berangkat traveling ke negara baru, tapi gak tahu mau ke mana, gak bawa peta, gak ngerti bahasa lokal, dan cuma ikut alur orang lain. Kamu bakal tersesat, buang-buang waktu, dan frustrasi.
Nah, karier tanpa tujuan juga seperti itu.
Ketika kamu punya goal karier yang realistis, kamu akan:
Fokus dalam belajar dan upgrade skill
Lebih selektif dalam memilih pekerjaan
Lebih percaya diri saat networking atau interview
Gak gampang tergoda oleh tren yang gak sesuai
Punya motivasi jangka panjang meski prosesnya melelahkan
Goal itu seperti kompas. Tanpanya, kamu bisa jalan cepat tapi arahnya salah.
Langkah Pertama: Kenali Diri Sendiri
Sebelum menentukan tujuan, kamu harus paham siapa dirimu.
Tanyakan hal-hal mendasar seperti:
Apa yang bikin kamu semangat bekerja?
Dalam pekerjaan seperti apa kamu merasa berguna?
Skill apa yang kamu kuasai dan ingin kamu kembangkan?
Nilai apa yang penting buat kamu dalam berkarier?
Lingkungan kerja seperti apa yang kamu harapkan?
Kalau pertanyaan-pertanyaan itu belum bisa kamu jawab sekarang, jangan khawatir. Proses mengenal diri itu gak instan.
Kamu bisa mulai dari melakukan refleksi masa lalu, melihat pencapaianmu, mengevaluasi kekuatan dan kelemahan, hingga mencoba tes kepribadian seperti MBTI.
Bisa juga dengan minta feedback dari orang-orang yang pernah kerja bareng kamu; atasan, rekan tim, mentor, atau klien. Sering kali orang lain justru bisa melihat potensi atau blindspot yang kita gak sadari.
Langkah Kedua: Bangun Visi Karier Jangka Panjang
Setelah mulai kenal dengan dirimu sendiri, saatnya membayangkan masa depan.
Coba pikirkan, dalam 10 tahun ke depan kamu ingin berada di posisi seperti apa? Di industri apa kamu ingin dikenal? Gaya hidup seperti apa yang kamu idamkan?
Lalu mundur ke 5 tahun ke depan. Posisi apa yang kamu incar? Apa indikator keberhasilanmu?
Dan akhirnya, turunkan ke 1 tahun ke depan. Apa langkah konkret yang bisa kamu ambil mulai sekarang?
Misalnya, kamu punya visi untuk jadi konsultan global di bidang energi terbarukan. Maka 5 tahun ke depan, kamu perlu punya posisi manajerial di proyek energi internasional. Dan dalam waktu 1 tahun, kamu bisa mulai dengan mengambil sertifikasi, memperkuat skill bahasa Inggris, dan membangun jaringan dengan profesional di industri tersebut.
Tujuan besar akan jadi masuk akal kalau dipecah jadi langkah kecil.
Langkah Ketiga: Susun Rencana Karier yang Realistis
Banyak orang gagal karena rencana karier mereka terlalu muluk-muluk atau terlalu kabur.
Rencana yang realistis bukan berarti kecil atau pesimis. Tapi rencana yang sesuai dengan kondisi kamu saat ini dan bisa dikembangkan secara bertahap.
Pertimbangkan hal-hal seperti:
Skill yang kamu miliki sekarang dan yang perlu kamu pelajari
Industri atau negara yang membuka peluang kerja sesuai minatmu
Jenis pekerjaan yang kamu suka dan tidak kamu suka
Sertifikasi atau pelatihan apa yang harus kamu ambil
Siapa saja yang bisa membantumu: mentor, komunitas, atau alumni
Kamu juga bisa menetapkan “checkpoint” seperti: dalam 6 bulan kamu harus sudah menyelesaikan kursus A, dalam 1 tahun kamu sudah punya portofolio B, dan dalam 18 bulan kamu harus mulai apply pekerjaan ke negara X.
Rencana yang jelas akan membuat kamu lebih termotivasi dan merasa progresmu terukur.
Langkah Keempat: Riset Karier Berdasarkan Fakta, Bukan FOMO
Jangan menentukan tujuan karier hanya karena pekerjaan itu “lagi hype” di TikTok, atau karena teman kamu terlihat keren saat kerja di negara tertentu.
Tentukan arah berdasarkan riset:
Apakah negara tujuanmu butuh skill yang kamu miliki?
Apakah kamu eligible untuk visa kerja di sana?
Apakah gaji yang ditawarkan cukup untuk biaya hidup?
Apakah ada peluang naik level atau berkembang di bidang itu?
Misalnya kamu tertarik kerja di Jepang sebagai caregiver. Maka kamu harus tahu bahwa kamu wajib punya sertifikat bahasa Jepang minimal N4, harus kuat secara fisik dan mental, dan siap bekerja dengan budaya kerja yang ketat. Tapi kalau itu sesuai dengan value dan kemampuanmu, maka itu adalah tujuan karier yang realistis.
Gunakan LinkedIn atau agensi seperti Binamandiri untuk memahami kebutuhan industri secara langsung dari lapangan.
Langkah Kelima: Tulis dan Evaluasi Goal-mu Secara Berkala
Goal yang cuma disimpan di kepala mudah menguap.
Tuliskan tujuan kariermu dalam jurnal atau dokumen digital. Buat seolah-olah kamu sedang menyusun peta pribadi.
Dan jangan lupa: evaluasi secara berkala.
Setiap 3–6 bulan, cek apakah kamu sudah mendekati tujuanmu. Kalau belum, apa yang bisa diperbaiki? Apakah tujuan itu masih relevan? Atau harus disesuaikan?
Perjalanan karier itu dinamis. Gak masalah kalau arahmu berubah, selama kamu tetap tahu kenapa kamu berubah haluan.
Akhir kata: Karier Global Butuh Arah, Bukan Sekadar Keinginan
Menentukan goal karier yang realistis itu bukan tugas satu malam. Tapi itu langkah pertama yang akan membuat setiap keputusan kariermu jadi lebih bermakna.
Kalau kamu serius ingin #KaburAjaDulu dan bangun karier global, mulailah dari dirimu sendiri. Tentukan visimu. Susun rencanamu. Lalu ambil satu langkah nyata hari ini.
Karena pada akhirnya, dunia hanya memberi jalan pada mereka yang tahu ke mana mereka ingin pergi.
Be a smart worker, for a better future.