Menu

Mode Gelap

Blog WIB ·

Jangan Sebut Angka Duluan! Ini Trik Jawab ‘Expected Salary’ ala Profesional


 Ilustrasi ketika yang lain pasrah dengan harga, kamu berdiri tegak dengan nilai. (BMG) Perbesar

Ilustrasi ketika yang lain pasrah dengan harga, kamu berdiri tegak dengan nilai. (BMG)

“So… what’s your expected salary?”

Pertanyaan simpel, tapi bisa bikin deg-degan kayak nunggu chat dari HRD yang nggak kunjung read.

Tapi tenang, kamu bukan sendirian. Dan yang lebih penting: kamu bisa jawab ini dengan taktis dan percaya diri—asal tahu caranya. Yuk, kita bahas bareng.

✋ Stop Jawab Asal! Ini Kenapa Banyak Kandidat Gagal di Sini

Banyak yang jawab dengan:

  • “Terserah perusahaan aja, saya fleksibel kok.”

  • “Saya ikut UMR aja.” (Padahal ini wawancara di London )

  • “Saya belum tahu sih, berapa ya biasanya?”

Jawaban kayak gini bikin kamu kelihatan:

  • Kurang riset

  • Nggak percaya diri

  • Mudah dikompromi

Ingat: Expected salary bukan cuma angka—tapi cermin seberapa kamu menghargai dirimu sendiri.

Langkah 1: Riset Gaji Realistis & Relevan

Sebelum interview, kamu Wajib Banget tahu:

✅ Gaji standar di posisi + negara tujuan
✅ Biaya hidup di sana (lihat di Numbeo, Expatistan)
✅ Pajak & potongan lainnya
✅ Level kamu (entry, intermediate, senior)

Misalnya kamu digital marketer yang ngelamar ke Belanda, kamu bisa cari:

“Digital Marketing Specialist average salary in Netherlands site:glassdoor.com”

Hasilnya bisa kasih range realistis: misal €3,000–€4,200. Nah, dari situ kamu bisa tentuin “anchor” yang pas.

Langkah 2: Siapkan VVP (Value Validation Proposal)

Kalo mau #KaburAjaDulu, kamu udah dikenalin sama senjata pamungkas ini: VVP.

Isinya:

  1. Profil singkat + pengalaman

  2. Value dalam bentuk angka nyata (Naikin revenue, hemat cost, dll)

  3. Rencana kerja 90 hari pertama

  4. Alasan kamu layak disponsorin

Contoh jawaban saat interview:

“Berdasarkan riset saya, gaji untuk posisi ini di negara Anda berkisar antara €3,500–€4,200.

Saya targetkan di angka €4,000 karena saya sudah punya track record meningkatkan ROAS hingga 120% di posisi sebelumnya.

Detail value saya ada di proposal ini (VVP) jika berkenan saya share.”

Ini beda kelas, Bro/Sis. Kamu bukan cuma ngarep kerja, tapi tahu value diri.

Langkah 3: Gunakan Bahasa “Win-Win”

Hindari nada menuntut. Gunakan bahasa kolaboratif:

“Saya fleksibel, tapi ingin memastikan bahwa kompensasi mencerminkan value yang saya bawa.

Range yang saya lihat adalah X–Y, apakah itu sejalan dengan budget perusahaan?”

Atau:

“Saya terbuka untuk diskusi lebih lanjut, dan ingin memahami skema total compensation yang ditawarkan—termasuk benefit, tunjangan, dan visa sponsorship jika ada.”

Tips (Langsung dari Praktik Nyata)

✅ Selalu minta waktu untuk pertimbangkan—nggak harus jawab di tempat
✅ Pertimbangkan total package, bukan gaji doang
✅ Sebut range, bukan angka pasti, kecuali kamu yakin banget
✅ Tunjukkan kamu udah riset—itu sinyal profesional
✅ Bawa VVP saat interview kedua/nego—bukan pas awal apply

️Mindset yang Harus Kamu Tanam

“Expected salary bukan tebak-tebakan. Itu deklarasi value.”

Kalau kamu sendiri nggak yakin sama nilaimu, gimana orang lain mau yakin?
Yang penting bukan berapa kamu dibayar, tapi apakah kamu layak dibayar segitu.

Jangan takut bahas gaji. Kamu bukan peminta-minta kerja. Kamu adalah solusi bisnis.
Dan dengan VVP + riset + sikap percaya diri, kamu bisa nego gaji sambil tetap elegan dan profesional.

Ingat: Gaji bukan akhir dari proses, tapi bagian dari validasi value-mu.
Kuasai tekniknya—dan dunia kerja global bakal lebih respect sama kamu.

Artikel ini telah dibaca 129 kali

Baca Lainnya

Alternatif Cerdas Kerja di Eropa: Tanpa Lama Nunggu Visa, Tanpa Ribet!

28 Juli 2025 - 14:40 WIB

Seorang pria Indonesia berdiri di percabangan jalan dengan koper, mengenakan kaos oranye dan celana jeans, menghadap papan penunjuk arah bertuliskan "Germany", "Netherlands", dan "Serbia: Jalur Cepat ke Eropa – Visa Cepat". Ia memilih jalur menuju Serbia. Ilustrasi bergaya 3D dinamis ini menggunakan kontras warna oranye-biru, mewakili perjalanan migrasi legal. Cocok untuk kampanye Binamandiri dengan tagar #KaburAjaDulu.

Dulu Ngebut di Surabaya, Sekarang Jadi Sopir Online di Eropa. Gajinya Bikin Kaget!

23 Juli 2025 - 10:45 WIB

3 Alasan Kenapa Kerja di Luar Negeri Itu Bukan Cuma Mimpi Kalangan Elit

21 Juli 2025 - 10:44 WIB

Kerjanya Nyetir, Gajinya Euro! Siap-Siap #KaburAjaDulu

16 Juli 2025 - 10:53 WIB

Mau Kerja di Amerika Serikat? Bisa! Bahkan Kalau Cuma Lulusan SMA

15 Juli 2025 - 11:52 WIB

Cari Peluang Kerja di Luar Negeri? Ini 10 Negara Terbaik Tahun 2025

14 Juli 2025 - 14:03 WIB

Trending di Blog