“So… what’s your expected salary?”
Pertanyaan simpel, tapi bisa bikin deg-degan kayak nunggu chat dari HRD yang nggak kunjung read.
Tapi tenang, kamu bukan sendirian. Dan yang lebih penting: kamu bisa jawab ini dengan taktis dan percaya diri—asal tahu caranya. Yuk, kita bahas bareng.
—
✋ Stop Jawab Asal! Ini Kenapa Banyak Kandidat Gagal di Sini
Banyak yang jawab dengan:
“Terserah perusahaan aja, saya fleksibel kok.”
“Saya ikut UMR aja.” (Padahal ini wawancara di London )
“Saya belum tahu sih, berapa ya biasanya?”
Jawaban kayak gini bikin kamu kelihatan:
Kurang riset
Nggak percaya diri
Mudah dikompromi
Ingat: Expected salary bukan cuma angka—tapi cermin seberapa kamu menghargai dirimu sendiri.
—
Langkah 1: Riset Gaji Realistis & Relevan
Sebelum interview, kamu Wajib Banget tahu:
✅ Gaji standar di posisi + negara tujuan
✅ Biaya hidup di sana (lihat di Numbeo, Expatistan)
✅ Pajak & potongan lainnya
✅ Level kamu (entry, intermediate, senior)
Misalnya kamu digital marketer yang ngelamar ke Belanda, kamu bisa cari:
“Digital Marketing Specialist average salary in Netherlands site:glassdoor.com”
Hasilnya bisa kasih range realistis: misal €3,000–€4,200. Nah, dari situ kamu bisa tentuin “anchor” yang pas.
—
Langkah 2: Siapkan VVP (Value Validation Proposal)
Kalo mau #KaburAjaDulu, kamu udah dikenalin sama senjata pamungkas ini: VVP.
Isinya:
Profil singkat + pengalaman
Value dalam bentuk angka nyata (Naikin revenue, hemat cost, dll)
Rencana kerja 90 hari pertama
Alasan kamu layak disponsorin
Contoh jawaban saat interview:
“Berdasarkan riset saya, gaji untuk posisi ini di negara Anda berkisar antara €3,500–€4,200.
Saya targetkan di angka €4,000 karena saya sudah punya track record meningkatkan ROAS hingga 120% di posisi sebelumnya.
Detail value saya ada di proposal ini (VVP) jika berkenan saya share.”
Ini beda kelas, Bro/Sis. Kamu bukan cuma ngarep kerja, tapi tahu value diri.
—
Langkah 3: Gunakan Bahasa “Win-Win”
Hindari nada menuntut. Gunakan bahasa kolaboratif:
“Saya fleksibel, tapi ingin memastikan bahwa kompensasi mencerminkan value yang saya bawa.
Range yang saya lihat adalah X–Y, apakah itu sejalan dengan budget perusahaan?”
Atau:
“Saya terbuka untuk diskusi lebih lanjut, dan ingin memahami skema total compensation yang ditawarkan—termasuk benefit, tunjangan, dan visa sponsorship jika ada.”
—
Tips (Langsung dari Praktik Nyata)
✅ Selalu minta waktu untuk pertimbangkan—nggak harus jawab di tempat
✅ Pertimbangkan total package, bukan gaji doang
✅ Sebut range, bukan angka pasti, kecuali kamu yakin banget
✅ Tunjukkan kamu udah riset—itu sinyal profesional
✅ Bawa VVP saat interview kedua/nego—bukan pas awal apply
—
️Mindset yang Harus Kamu Tanam
“Expected salary bukan tebak-tebakan. Itu deklarasi value.”
Kalau kamu sendiri nggak yakin sama nilaimu, gimana orang lain mau yakin?
Yang penting bukan berapa kamu dibayar, tapi apakah kamu layak dibayar segitu.
—
Jangan takut bahas gaji. Kamu bukan peminta-minta kerja. Kamu adalah solusi bisnis.
Dan dengan VVP + riset + sikap percaya diri, kamu bisa nego gaji sambil tetap elegan dan profesional.
Ingat: Gaji bukan akhir dari proses, tapi bagian dari validasi value-mu.
Kuasai tekniknya—dan dunia kerja global bakal lebih respect sama kamu.