Menu

Mode Gelap

Berita · 9 Jul 2024 WIB ·

Penipuan Lowongan Kerja Makin Banyak Bobol Rekening, Pekerja Migran Jadi Sasaran!


 Penipuan Lowongan Kerja Makin Banyak Bobol Rekening, Pekerja Migran Jadi Sasaran! Perbesar

Penipuan lowongan kerja kini semakin marak terjadi dengan pelaku yang memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk mencuri uang dan informasi pribadi pencari kerja.

Data dari laporan Identity Theft Resource Center (ITRC) mengungkapkan bahwa penipuan lowongan kerja melonjak 118% pada tahun 2023 dibandingkan tahun sebelumnya.

Para pelaku umumnya menyamar sebagai perekrut dan memasang iklan pekerjaan palsu di situs web terkenal seperti LinkedIn, Facebook, Instagram dan platform pencarian kerja lainnya.

Dalam proses wawancara, mereka mencuri informasi berharga dari para pelamar. Bahaya utama dari modus ini adalah bocornya informasi sensitif seperti rekening bank atau nomor identitas mereka.

Komisi Perdagangan Federal (FTC) melaporkan total kerugian sebesar US$367 juta (Rp 5,9 miliar) akibat penipuan peluang bisnis dan pekerjaan pada tahun 2022, meningkat 76% dari tahun sebelumnya.

“Korban yang rekeningnya dicuri dengan jumlah yang sangat besar mencapai US$2.000,” kata FTC, dikutip dari NBCWashington, senin (08/07/2024).

Penipuan pekerjaan bukanlah jenis penipuan yang paling umum, namun hanya mencakup 9% dari total penipuan identitas pada tahun 2023.

Namun, ancaman ini terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi dan perubahan cara kerja.

Menurut Eva Velasquez, presiden dan CEO ITRC, “Penipuan pekerjaan sudah ada sejak ada lapangan pekerjaan. Namun, penipuan ini akan terus berkembang karena sejumlah faktor eksternal yang terjadi.” tuturnya.

Kemajuan AI merupakan salah satu faktor meningkatnya penipuan lowongan kerja. AI memungkinkan para penipu untuk membuat daftar pekerjaan dan pesan perekrutan yang terlihat asli.

“AI membantu menyempurnakan promosi agar lebih dapat dipercaya serta mengimbangi perbedaan budaya dan tata bahasa dalam penggunaan bahasa,” kata laporan ITRC.

Peningkatan pekerjaan jarak jauh selama era pandemi juga membuat proses perekrutan online lebih umum. Para pencari kerja mungkin tidak akan pernah melihat orang secara langsung selama proses perekrutan atau wawancara palsu.

Interaksi hanya melalui pesan teks atau WhatsApp sering kali menjadi sinyal tanda bahaya.

Lulusan perguruan tinggi baru, pekerja migran, atau orang yang baru memasuki dunia kerja mungkin menganggap perekrutan online seperti itu normal, terutama untuk pekerjaan jarak jauh.

 

Bagaimana Pencegahannya?

Untuk menghindari penipuan lowongan kerja, kita perlu waspada terhadap tanda-tanda penipuan seperti:

  • Perekrut tidak resmi yang meminta informasi pribadi atau keuangan di awal proses perekrutan perlu diwaspadai.
  • Jika proses perekrutan terasa terlalu mudah atau cepat, ini bisa menjadi tanda adanya penipuan.
  • Perekrut yang meminta pembayaran untuk peralatan atau pelatihan kerja adalah tanda bahaya besar.
  • Memilih perusahaan / staffing agency terpercaya dan memiliki track record jelas, seperti Binamandiri.
Artikel ini telah dibaca 27 kali

Baca Lainnya

Waspada! Marak Penipuan Lowongan Kerja, Ini Tips Ampuh Agar Tak Tertipu

15 October 2024 - 12:19 WIB

Cara Mencari Lowongan Kerja Resmi di Kementerian Ketenagakerjaan

15 October 2024 - 09:14 WIB

Perbandingan Upah Minimum di ASEAN – Indonesia Tertinggal, Malaysia dan Thailand Lebih Unggul?

14 October 2024 - 15:35 WIB

Tagar #Desperate Viral di LinkedIn, Simbol Frustasi Pencari Kerja

11 October 2024 - 14:06 WIB

Mau ke Australia? Kenali Jenis – Jenis Visanya

10 October 2024 - 13:38 WIB

Sumbang 230 Triliun, Pekerja Migran Disiapkan Aturan Baru oleh Bea Cukai

9 October 2024 - 08:54 WIB

Trending di Berita