Jakarta – Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia Jabatan (P2MI) Abdul Kadir Karding mengungkapkan bahwa terdapat 1,3 juta permintaan tenaga kerja dari luar negeri yang siap dipenuhi.
Dalam upaya memenuhi permintaan tersebut, Kementerian P2MI menargetkan untuk memberangkatkan hingga 425 ribu pekerja migran pada tahun 2025.
Karding menjelaskan bahwa angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, di mana hanya 297 ribu pekerja yang berhasil diberangkatkan.
“Meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 297 ribu,” ujar Karding dalam seperti dikuti dari Tempo.
Permintaan tenaga kerja ini berasal dari berbagai negara, termasuk Jepang, Arab Saudi, dan Taiwan, dengan setidaknya 1.000 jenis pekerjaan yang ditawarkan.
Namun, Karding menekankan bahwa banyak tenaga kerja Indonesia yang belum memenuhi kriteria yang ditetapkan, sehingga saat ini baru 20 persen dari total permintaan yang dapat dipenuhi.
Kriteria yang dimaksud meliputi skill, kemampuan berbahasa, ketahanan mental, dan etos kerja.
Dari 20 persen yang berhasil dikirim, sekitar 80 persen di antaranya adalah pekerja domestik atau asisten rumah tangga.
Untuk meningkatkan komposisi ini, pemerintah berencana melakukan pelatihan masif agar proporsi pekerja domestik dapat berkurang menjadi 60 hingga 70 persen.
Di sisi lain, peluang kerja di Eropa juga terbuka lebar bagi pekerja migran asal Indonesia. Negara-negara seperti Slovakia, Polandia, Bulgaria, Yunani, dan Malta menawarkan banyak kesempatan.
“Peluang kerja Eropa terbuka lebar, ini bisa menjadi alternatif tujuan bagi CPMI. Berbagai sektor seperti manufaktur dan hospitality memiliki permintaan yang besar,” ujar Karnaka, Direktur Binamandiri Mulia Jaya.
Sebagai catatan, pada tahun 2024, pemasukan negara dari tenaga kerja Indonesia (TKI) diperkirakan mencapai sekitar Rp251 triliun, menunjukkan betapa pentingnya sektor ini bagi perekonomian nasional.
Dengan langkah-langkah yang diambil oleh Kementerian P2MI, diharapkan jumlah pekerja migran yang memenuhi syarat dapat meningkat, sehingga Indonesia dapat memanfaatkan potensi besar yang ada di pasar tenaga kerja global.***
