Mendapatkan kesempatan bekerja di luar negeri bisa menjadi impian besar bagi sebagian orang. Salah satunya bagi Annida Aqilla Putri, alumnus Fakultas Hukum (FH) Universitas Airlangga (Unair). Annida kini bekerja di Belanda setelah menempuh studi master bidang penelitian hukum di Utrecht University, salah satu kampus kenamaan di Belanda.
Sebelum lulus, Annida mendapatkan pekerjaan pada salah satu NGO (Non-Governmental Organization) bidang Hak Asasi Manusia (HAM) di Belanda. Baca juga: Cerita Anin, Lulusan MAN yang Diterima di STAN dan Jadi CPNS Ingin berbagi kiat kepada mahasiswa yang memiliki impian serupa, Annida membagikan tips agar bisa bekerja di luar negeri.
- Fokus dengan tujuan
Annida mengatakan bahwa salah satu kunci utama yang ia terapkan adalah mencari kelemahan dan kelebihan diri. Hal ini menjadi langkah awal baginya untuk menentukan tujuan dan kemauan, termasuk dalam hal menentukan pendidikan dan karier. “Yang tahu kehidupan kita ya kita masing-masing, termasuk kelemahan dan kelebihan.
Dari dulu sejak kuliah S1 aku sudah mulai meraba-raba, apa yang aku suka dan apa yang aku mau, skill apa yang harus aku asah lagi. Jadi, aku tahu aku akan fokus ke mana,” tuturnya saat dilansir dari laman Unair. Dengan menetapkan tujuan, Annida mengaku lebih mudah dalam merencanakan pendidikan dan karier yang ia impikan. “Jadi, selama kuliah aku sudah mendesain kegiatanku, misalnya lomba atau organisasi sesuai keinginanku, kemauanku, dan tujuanku,” ucapnya
- Mau belajar hal baru
Selain tujuan, memiliki kemauan belajar hal baru juga menjadi aspek penting bagi seseorang yang ingin berkiprah di kancah internasional. “Di sini banyak banget hal baru. Mau nggak mau kita harus bisa membuka dan mengubah mindset kita supaya lebih terbuka dan mau belajar hal baru,” kata dia.
Berpikiran terbuka dan rendah hati mengakui kekurangan juga menjadi kunci untuk dapat bertahan di lingkungan yang asing. “Selain itu, kita juga harus mau rendah hati untuk menerima hal-hal yang memang perlu kita asah,” imbuhnya.
- Percaya diri Bagi Annida
Kepercayaan diri juga menjadi pendorong yang mengantarkannya pada posisi saat ini. Tanpa rasa percaya diri, ia tidak akan mampu dan mau melangkah untuk mengambil kesempatan dan peluang yang ada. “Sering kali aku lihat ada mahasiswa atau orang-orang Indonesia di sini, mereka terjebak dengan rasa nggak percaya diri. Tapi menurutku, lakukan saja dulu. Perkara kita belum qualified, masih harus banyak belajar, ya itu urusan belakangan,” ujarnya.
Baginya, raihan ini mungkin saja tidak pernah bisa ia dapat tanpa adanya tiga kunci utama, yaitu tujuan, kemauan belajar hal baru, dan rasa percaya diri. “Mungkin kalau aku nggak percaya diri, aku nggak akan ada di sini sekarang. Kalau pertanyaannya apakah aku paling pintar? ya nggak. Mungkin saja kalau aku nggak percaya diri, nggak mau nyoba-nyoba, aku nggak akan ada di posisi ini. Jadi, lakukan semuanya dengan maksimal aja dulu,” tutupnya.